You Are Here: Home» Ekonomi , news » Ketidakstabilan Harga Picu Kecurangan

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar se-Indonesia Ngadiran menuturkan, pedagang menginginkan harga yang stabil. Menurut dia, ketidakstabilan harga memberikan peluang bagi pedagang yang bisa memainkan peran.
"Kita ingin harganya itu stabil. Pasalnya, kalau (harga) stabil, keuntungannya juga standar," kata Ngadiran dalam diskusi terkait harga barang kebutuhan pokok di Jakarta, Sabtu (21/7/2012).
Ngadiran mengatakan, bila harga stabil maka keuntungan pun stabil. Pedagang memang aman bila harga mengalami kenaikan. Tapi, pedagang akan pusing bila harga barang turun pada keesokan hari.
"(Kalau) kurang, pedagang cari utang lagi akhirnya ke koperasi. Nggak dapat, mereka cari ke renternir. Untungnya jadi nggak berarti," sambung dia.
Selain itu, ketidakstabilan harga pun membuka peluang bagi pedagang untuk memainkan peran atau berspekulasi. Menurut dia, pedagang yang bisa mempengaruhi fluktuasi harga adalah pedagang yang berduit banyak dan mempunyai jaringan.
"Yang punya peran itu (pedagang) yang punya duit banyak, bukan pedagang pengecer yang belinya satu karung," papar Ngadiran.
Sebagai salah satu upaya menjaga kestabilan harga barang, khususnya kebutuhan pokok, ia pun berharap agar fungsi Perum Bulog dikembalikan lagu seperti dulu. Dulu, kata dia, Bulog semacam polisi ekonomi.
"Kalau kami mendapat jatah dari Bulog, harganya dijual dari apa yang ditentukan. Kita besok nggak dapat jatah kalau itu nggak dilakukan," imbuhnya.
"Peran Bulog harus dikembalikan dalam arti penataan agar petani bisa mempunyai penghasilan," pungkasnya.
sumber : kompas
Tags: Ekonomi , news

0 komentar

Leave a Reply